e

Olahraga

Membahas tentang berbagai macam olahraga mulai dari sejarah hingga peraturannya.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Friday, August 17, 2012

CONVENTY TEMPLATE BLOG YANG MENATA POSTINGAN DI KANAN DAN KIRI

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,selamat malem semuanya. Saya kali ini akan posting tentang satu template yang saya gunakan saat ini yaitu conventy.

Sebenernya saya itu memakai template ini secara tidak sengaja,karena pada waktu itu saya juaga sering berganti-ganti template,karena pada saat pertama kali bikin blog,saya pake template bawaan kok rasanya berat banget tuh halaman,akhirnya,saya disaranin sama temen suruh mampir ke suatu alamat website,namanya apa gitu saya lupa karena udah saking lamanya.

Langsung ke teee kaaa peee,jadi klo menurut saya template ini yang pertama punya kelebihan di penempatan posting pada lokasi home,yang kedua itu ukurannya yg gak begitu besar,jd buat loading juga cepet,yang ketiga widgetnya dah lumayan komplit,mulai dari socnet,sampe pintasan.

Ni screenshotnya




Nah bagi yang pengen nyoba template ni,silahkan pergi ja ke website ini

Ucapan banyak-banyak terima kasih buat agan aggy yang dah ngusulin tema postingannya

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Babi dan Penghuni Liar Mengancam Garis Nazca Peru


Oleh Mitra Taj | Reuters

LIMA (Reuters) - Para penghuni liar menternakkan babi di situs bersejarah garis Nazca di Peru--garis Nazca adalah desain raksasa yang terlihat dari angkasa. Garis ini terpahat secara misterius di padang pasir sekitar 1500 tahun lalu.

Para penghuni liar tersebut telah menghancurkan makam era Nazca dan 50 gubuk yang mereka bangun berbatasan dengan figur-figur Nazca, kata Blanca Alva, direktur di kementerian kebudayaan Peru.

Menurut dia, para penghuni liar tersebut adalah gelombang terbaru dari para pendatang yang terus-terusan datang dan memenuhi area Nazca yang dilindungi dalam beberapa tahun terakhir. Gelombang terakhir ini mulai datang pada saat liburan Paskah bulan April, sementara hukum Peru dirancang untuk melindungi orang miskin dan mereka yang tak memiliki tanah menghalangi upaya pemindahan orang-orang ini.

Di Peru, para penghuni liar yang hidup di sebidang tanah lebih dari sehari memiliki hak proses yudisial sebelum diusir, sementara proses ini bisa mengambil waktu dua sampai tiga tahun.

"Masalahnya adalah saat itu terjadi, situs ini sudah akan hancur," kata dia.

Dia menghitung sudah ada 14 kandang babi dalam inspeksi terakhir. Keberadaan kandang-kandang babi ini juga merusak keramik Nazca.

Garis Nazca yang dikenal sebagai geoglyph sudah menjadi situs warisan dunia UNESCO pada 1994. Garis ini terbuat dalam periode ribuan tahun di area seluas 500 km persegi di sepanjang padang pasir pesisir.

Bentuk-bentuk garisnya adalah burung besar, monyet, serta bentuk-bentuk geometrik lainnya. Kementerian kebudayaan sudah memindahkan sekumpulan penghuni liar Januari lalu dari dekat desain garis yang dikenal dengan jam matahari, tak sampai beberapa bulan kemudian sudah datang kelompok penghuni liar lain.

Garis-garis ini adalah pengingat akan kekayaan sejarah Peru era pra-Kolumbia, dan masih menjadi salah satu teka-teki terbesar dunia arkeologi karena sampai sekarang tidak ada yang tahu alasan pembuatan garis-garis ini, dengan ukuran yang begitu besar.

"Garis-garis ini sangat rapuh dan berhasil bertahan sampai titik ini selama 1500 tahun," kata Ann Peters, arkeolog di University of Pennsylvania, yang mengadakan simposium internasional soal budaya Nazca di Peru pekan ini.

Menurut Peters, penghuni liar di area tersebut mengancam penelitian yang dilakukan 60 atau lebih arkeolog spesialis Nazca.

Orang-orang Nazca membentuk garis-garis ini dengan menggores lapisan batu besi oksida hitam dari padang pasir tersebut dan membuka lapisan tanah putih di bawahnya. Tanah itu kemudian mengeras bersamaan dengan batu kapur yang terekspos pada embun pagi.

Pemimpin para penghuni liar tersebut, Jesus Arias, membantah bahwa komunitas yang ia pimpin merusak kawasan tersebut. "Ini bukan sesuatu yang arkeologis buat saya. Tidak ada makam di sana, dan tidak ada garis-garis dari budaya Nazca."

Menurut Arias, para penghuni liar adalah anak-anak dari orang-orang yang tinggal di kota San Pablo dekat situs Nazca yang ingin punya rumah sendiri.

"Populasi kami terus tumbuh," kata dia. "Mereka adalah orang-orang miskin yang tidak punya uang untuk membeli tanah atau rumah." Arias menambahkan bahwa kementerian kebudayaan seharusnya lebih baik dalam bekerja memberi batas kawasan yang dilindungi.

Permukiman liar adalah cara umum bagi orang miskin, dan terutama bagi makelar tanah terorganisir, untuk mengambil lahan di Peru. Penggusuran dengan kekerasan bisa terjadi saat petugas keamanan berusaha memisahkan orang-orang dari rumah mereka.

"Bisa terjadi kekacauan," kata Livina Alvis, jaksa penuntut di provinsi Nazca.

Kementerian kebudayaan mengatakan bahwa penghuni liar adalah ancaman terbesar buat 13 ribu situs arkeologi dan warisan dunia di Peru, harta karun informasi bagi akademisi sejarah di seluruh dunia.

"Kami mendapat 120-180 laporan permukiman liar setiap tahunnya," kata Alva. "Buat kolega-kolega saya di Amerika Latin, yang hanya mendapat dua sampai lima kasus per tahun, angka itu tak bisa dipercaya."

HUT Indonesia, Hillary Clinton Kirim Surat


Ghiboo.com - Pemerintah Amerika Serikat melalui Menteri Luar Negerinya, Hillary Rodham Clinton, secara khusus memberikan ucapan selamat atas HUT RI ke -67, yang jatuh hari ini.

Dalam surat terbukanya ini, Hillary mengatasnamakan Presiden AS Barrack Obama dan rakyat AS menyampaikan, selamat atas usia ke-67dari Republik Indonesia, dengan harapan indonesia tetap bisa menjalin hubungan yang baik dengan AS, melalui kemitraan yang baik dan tetap terus bersama sama menjaga perdamaian dunia.

Hillary juga memuji Indonesia sebagai negara yang mengjadi inspirator bagi Asia Pasific untuk menjalin hubungan yang baik.

Ini ditunjukkan stylita dunia ini, dalam surat tertanggal 15 Agustus 2012, yang diekspos langsung oleh pemerintah AS melalui Kedutaan AS di Indonesia.

Mantan First Lady AS ini juga, dikenal sebagai salah satu pejabat dunia yang sangat menyukai alam Indonesia. 

Tidak heran, dalam beberapa kali kunjungannya ke Indonesia, istri mantan presiden AS Bill Clinton selalu menyempatkan diri menikmati alam Nusanatara.

Golongan Darah dan Risiko Jantung


Ghiboo.com - Golongan darah seseorang ternyata membantu menentukan risiko penyakit jantung.

Penelitian terbaru dari Harvard University menyimpulkan bahwa orang-orang yang bergolongan darah AB, tak hanya menjadi orang dengan golongan darah paling langka, tetapi juga paling rentan terhadap risiko penyakit jantung.

Temuan dalam journal Arteriosclerosis, Thrombosis and Vascular Biology ini juga mengklaim orang dengan golongan darah O memiliki risiko terendah terhadap salah satu penyakit mematikan ini.

"Jika Anda tahu Anda berisiko tinggi, maka kurangi risikonya dengan menerapkan gaya hidup sehat, seperti makan yang benar, berolahraga dan tidak merokok," jelas peneliti Profesor Lu Qi, dilansir melalui Dailymail (14/8).

Menurut peneliti, golongan darah AB amat terkait dengan peradangan, yang menyebabkan kerusakan arteri. Sedangkan orang dengan golongan darah O memiliki zat alami yang diduga membantu aliran darah dan mengurangi pembekuan.

Hari Kemerdekaan Indonesia di Logo Google Hari Ini


Google hari ini turut memperingati hari kemerdekaan Indonesia dengan temadoodle berupa perlombaan balap karung dan lomba makan krupuk khas perayaan HUT RI setiap tanggal 17 Agustus.
Terbebas dari penjajahan, berdiri di atas kaki sendiri, dan berhak menentukan masa depan tanpa campur tangan siapa pun, adalah impian bangsa yang merdeka. Namun, benarkah kita telah benar-benar merdeka, dan memerdekakan orang-orang di sekitar kita sepanjang kemerdekaan yang hampir berusia 7 dasawarsa ini?
Mudah saja kita temui, bahkan mungkin kita termasuk sebagai pelakunya, orang-orang yang memaksakan kebenaran sendiri di atas kebenaran orang lain. Bukan, ini bukan hanya masalah intimidasi yang dilakukan kelompok tertentu terhadap kelompok yang bertentangan dengan paham mereka. Bukan hanya pula masalah kaum minoritas yang harus mengalah pada kekuasaan.
Pemerintah yang bekerja bukan demi rakyat, melainkan demi menyelamatkan mereka yang sudah terlanjur masuk dalam gerbong kepentingan. Kalangan cendekiawan yang hanya bisa mengkritik namun tak mau terlibat dalam perubahan besar bangsa; yang begitu tajam ketika berada di lingkaran luar, namun menumpul ketika masuk dalam lingkaran kekuasaan.
Pemodal yang memaksa buruhnya bekerja melebihi kapasitas semestinya. Pekerja yang hanya bisa menuntut hak tanpa mengimbangi dengan kerja yang setimpal. Pegawai yang menggunakan uang atau fasilitas yang bukan haknya.
Media yang menghitamkan kalangan tertentu hanya demi mencari sensasi. Tokoh agama yang menyebarkan kebencian terhadap umat lain, padahal tidak ada satu pun agama yang mengajarkan kebencian. Rakyat yang hanya mengikuti arus, tanpa peduli arus tersebut benar atau salah —yang penting sesuai dengan mayoritas pendapat, yang penting meriah—.
Disadari atau tidak, ada satu titik ketika ‘kemerdekaan’ yang kita usung, adalah dengan memasung kemerdekaan orang lain. Kebebasan kita dalam menjalani hidup, berarti berhak mengekang orang lain. Padahal, hakikat kemerdekaan tentu bukan demikian.
Apalah arti membanggakan diri, merayakan kemerdekaan Indonesia, entah itu dengan mengikuti upacara bendera, atau membuat status facebook, jika tidak diimbangi dengan kepekaan terhadap sesama? Apalah arti merdeka, jika di sebelah, masih ada orang yang terluka oleh diri kita?
Sepanjang hidup kita menggemakan ucapan ‘Bhinneka Tunggal Ika’. Benarkah kita sudah menghargai seluruh perbedaan? Benarkah kita tak pernah mengunggulkan diri sendiri di atas orang lain? Benarkah kita akan membantu —tidak cukup hanya dengan menangis dan bersimpati— ketika ada orang lain —yang sukunya berbeda, yang agamanya berbeda, yang status sosialnya berbeda—- tengah menderita dan membutuhkan uluran tangan?
67 tahun lalu, para bapak bangsa berhasil membawa Indonesia terbebas dari penjajahan fisik; merdeka dari kungkungan bangsa lain. Dan hari ini, kala menitikkan air mata mendengarkan lagu Indonesia Raya, kala rasa bangga meletup melihat bendera merah-putih dikibarkan kita termasuk ke dalam orang-orang yang merdeka, dan berbagi kemerdekaan hidup dengan siapa pun di sekeliling tanpa kecuali.
Indonesia cuma satu; dan alangkah indahnya jika kita membuktikan bangsa ini memang benar-benar satu.