e

Monday, February 18, 2013

Pacaran Jarak Jauh (LDR)


Teman2, pasti bosen deh sama bahasan kali ini. ‘Pacaran’, wuaah…! Udah berkali-kali bahas ini. Tapi, ilmu itu kan nggak akan pernah habis. Mungkin kamu emang bosen. Namun, belum tentu buat teman-temanmu yang masih baru kenal dan mengerti, atau baru ngeh soal Islam. So, kali aja ada yang belum tahu hukum seputar pacaran ini. Iya kan?
Yuk, kita bahas tema kita kali ini tentang Pacaran Jarak Jauh.
Jauh di mata dekat di hati
Yup, pacaran jarak jauh atau yang biasa kita kenal long distance relationship ini sangat populer nih, di kalangan remaja.
Di era serba canggih dan instan ini nggak jadi alasan sejauh mana lokasi seseorang untuk berkomunikasi. Meski adanya di belahan dunia nun jauh di sana, proses komunikasi bisa tetap terjalin. Peluang ini akhirnya dimanfaatkan oleh segelintir orang untuk tetap menjalin ‘hubungan’ meski jauh di hadapan mata.
“Cinta tak mengenal ruang dan waktu” mungkin benar adanya. Kalo kita lihat kenyataan saat ini, banyak  remaja yang pisah daerah sama pacarnya, tapi mereka tetap menjalin hubungan. Banyak juga nih, orang yang akhirnya cinlok  di dumay alias dunia maya. Awalnya di Facebook, Twitter atau di sosmed lainya, cuman sering berbalas komentar, terus beralih ke chatting, sampe video call. Bahasa yang digunakan pun, awalnya cuma bahasa nyantai biasa, lalu mulai merayap ke bahasa hati. Waduh.. mulai deh cinlok dan akhirnya pacaran. *walaupun ada yang ngeles dengan alasan, hubungannya sebagai ta’arufan. Kakak adik aja… Kakak adik ketemu gede, kakak adik tapi taksir2 an. Ah, ngawur kamu!
Katanya, (kata siapa ya?) mereka yang pacaran jarak jauh itu nggak jadi hambatan lho. Sebab, boleh-boleh aja doi jauh di mata. Tapi di hati, dia paling lengket. *Halah, pembenaran doang itu sih!
Tapi kalo dipikir-pikir, emang bener juga sih. Meski jarak antara mereka berpuluh-ratus kilometer, ‘ser ser an’ nya itu pasti kerasa kalo lagi komunikasi. Ehm, berdasarkan survei juga (secara diem-diem hehehe), kata-kata yang diungkapkan lewat tulisan itu, memang terasa lebih  masuk ke hati, dibanding kata-kata yang terucap  mulut kita yang kadang-kadang suka kepleset. Jadi kalo ada komusnikasi lewat sms atau chatting itu lebih nyampe ke hati. Bener!
Meski begitu, banyak juga lho yang ketipu nih sama pacaran kayak gini. Kenalan di Fb, foto sih kece abis. Eh, pas ketemuan ….. abis (isi sendiri). Wajar aja kalo akhirnya banyak yang kecewa. Sebab, peluang bohong itu leluasa banget. Kan kita nggak tahu apa yang dilakuin doi dengan kehidupan aslinya.  Akun islami pun nggak ngejamin pemiliknya bener-bener sholih/shalihah. Belum lagi predator seksual yang saat ini menjamur di dunia maya, diajakkin ketemuan. Lalu, dibawa ke hotel untuk diajak berzina, atau diculik dan dijual. Banyak lagi deh. Bikin ngeri banget pokoknya. Jadi, hati-hati ya.
Pernah nih ada yang tanya, “gimana kalo pacarannya cuma di hape, sms-an aja?”. ya itu juga, masuk kategori pacaran juga dong!
Teman2, soal LDR ini, meski jaraknya jauh mereka kan tetep bisa komunikasi dengan kata-kata layaknya orang pacaran. Mesra-mesraan, sayang-sayangan, atau bahkan sampai ke tingkat yang lebih bahaya, dengan menggunakan kata-kata yang mengundang syahwat. Padahal, selain kita diminta jaga kehormatan dan menjaga diri dari zina, kita pun diminta untuk menjaga segala hal dari diri kita, yang dapat mengarah pada zina sesungguhnya. Termasuk hati kita. Waspadalah!
Rasulullah shalallahu alaihi wasallam Udah wanti-wanti nih ke kita seputar masalah ini. Nabishallallahu ‘alaihi wa sallam tunjukkan larangannya dalam sabdanya,
كُتِبَ عَلَى ابْنِ آدَمَ نَصِيبُهُ مِنَ الزِّنَى مُدْرِكٌ ذَلِكَ لاَ مَحَالَةَ فَالْعَيْنَانِ زِنَاهُمَا النَّظَرُ وَالأُذُنَانِ زِنَاهُمَا الاِسْتِمَاعُ وَاللِّسَانُ زِنَاهُ الْكَلاَمُ وَالْيَدُ زِنَاهَا الْبَطْشُ وَالرِّجْلُ زِنَاهَا الْخُطَا وَالْقَلْبُ يَهْوَى وَيَتَمَنَّى وَيُصَدِّقُ ذَلِكَ الْفَرْجُ وَيُكَذِّبُهُ
Setiap anak Adam telah ditakdirkan bagian untuk berzina dan ini suatu yang pasti terjadi, tidak bisa tidak. Zina kedua mata adalah dengan melihat. Zina kedua telinga dengan mendengar. Zina lisan adalah dengan berbicara. Zina tangan adalah dengan meraba (menyentuh). Zina kaki adalah dengan melangkah. Zina hati adalah dengan menginginkan dan berangan-angan. Lalu kemaluanlah yang nanti akan membenarkan atau mengingkari yang demikian. [HR. Muslim no. 6925.]
Karena, rasa cinta itu naluri
Naluri! Ya, itu memang kalo kita suka sama lawan jenis. Tapi, naluri ini jangan dibiarin nggak terkendali gitu, yang akhirnya jatuh ke hal yang salah. Naluri ini harus senantiasa dibimbing oleh aturan yang berasal dari Allah Ta’ala, sebagai pencipta manusia. Dalam aturan Allah ini, sama sekali tidak dikenal yang namanya ‘pacaran’. Sebab, pacaran adalah hubungan terlarang antara laki dan perempuan yang bukan mahrom. Sebab itu ‘pintu gerbang’ menuju perzinaan. Allah Ta’ala. berfirman (yang artinya): “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk”. (QS: al-Isra’ [17]: 32)
Jadi, di mana pun kita, mau jarak deket, atau jarak jauh ya pacaran tetep pacaran. Kan pacaran itu salah satu aktivitas mendekati zina. Berarti diharamkan. Bagi pelakunya tentu akan mendapatkan dosa. Malah, kalo nggak tobat di akhirat nanti bakal disiksa. Siksa Allah Ta’ala itu amat begitu pedih lho.
Duh, kalo inget dosa gini, sebenarnya kita kudu sedih, sebab banyak banget di antara temen kita saat ini yang menganggap enteng azab Allah. padahal dalam sebuah hadits Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda:”Sesungguhnya azab yang paling ringan dari penghuni neraka pada hari kiamat ialah seseorang yang diletakkan pada kedua telapak kakinya sepotong bara api yang menyebabkan otaknya mendidih”(Mutafaq ‘alaih)
Teman2  pembaca, harusnya  dikasih hadits ini buat temen-temen yang masih setia pacaran. Kita udah harus bener-bener takut nih sama dosa dan balasannya di akhirat kelak. Serem ya. Jadi, kalo kita mengaku orang yang beriman, tentu kita pun nggak pikir-pikir lagi untuk  nerima seluruh aturan Allah Ta’ala, termasuk hukum mengenai pacaran. Gimana pun prosesnya, kalo ia tertera status ‘pacaran’, ya tetap haram dilakukan. Gimana kalo nggak ada, tapi aktivitasnya mirip orang pacaran, kayak HTS (hubungan tanpa status)? Tetaplah ia terlarang dan dosa.
BTW, ada juga lho pacaran tapi pake istilah ta’arufan dan menyebutnya pacaran islami. Hadeeeuuh, ngasal bin ngawur! Kamu pikir aja lagi. Masa’ ada minyak nyampur sama air? Kecuali kalo ditambahin detergen kali ya. Butek deh jadinya. Intinya. Islam itu haq, sedang pacaran itu bathil. Yang haq nggak mungkin tercampur dengan yang bathil. Nantinya samar-samar dong? Padahal  Islam itu jelas. Mana yang haq, mana yang bathil. Nggak ada abu-abu. Pokoknya hitam dan putih, TITIK.
So, kita harus mulai berani menyatakan “nggak ada namanya pacaran islami”. Sebab, meski ketemuannya jauh-jauhan. Kan, ada ajang baku tembak ‘syahwat’ antara pelakunya.
Ayo, jangan bohongin diri kamu sendiri. Meski jauh-jauhan tetep deg-degan kan? Khawatirnya lagi, meski kita saling ingetin tahajud dan beramal yang baik lainnya, kita bisa nggak ikhlas. Sebab, kita lakuinnya atas dasar doi yang ingetin, kita malu dan akhirnya rajin ibadahnya demi nyenengin pacar.
Kembali ke topik, yuk hindari segala bentuk pacaran. Mau pacaran jarak jauh, pacaran 5 langkah, pacar-pacaran, pacaran islami, HTS, jeung sajabana (baca: dan lain sebagainya). Itu semua  bentuk cabang dari pacaran. Semuanya itu diharamkan oleh Allah. Ehm, kenapa saya ngotot banget nyatain ini semua haram? Ya, karena induknyapun diharamkan, semuanya kan mendekati zina. Nampak jelas dalam al-Quran surah al-Isra’ ayat 32 di atas. Kita dilarang mendekati segala hal yang menjurus pada perzinaan. 
Tetap pacaran, atau nikah?
Udah, nggak usah bingung hadapi masalah nalurimu itu. Sebab, itu kan cuman naluri. Jadi, kalo nggak terpenuhi hanya menimbulkan keresahan, nggak akan buat kita mati kok. Bener.
Temen2, tentu Islam ngelarang pacaran bukan  berarti ngelarang manusia menuhin nalurinya. Tapi, Islam itu punya aturan tersendiri megenai hal ini. Aturan yang ‘khas’ dan tentunya sangat terjaga dari segala hal yang menjerumuskan manusia pada kehinaan. Aturan ini yaitu “pernikahan” melalui proses ta’ruf dan khitbah (pinangan).
Nah, bagi kamu yang udah mampu nikah, menikah lah. Namun, jika masih belum mampu, maka harus dengan penuh kerelaan untuk bershabar hingga saatnya tepat untuk menikah. Apalagi kalo kamu masih sekolah. Ya, fokus belajar aja dulu (dan banyak puasa, hehehe). Ok? Sabda Rasulullah shalallahu alaihi wasallam: Wahai para pemuda, barangsiapa di antara kalian mampu untuk menikah, maka segeralah menikah, karena pernikahan itu lebih menundukkan pandangan dan lebih menjaga kemaluan. [HR. Bukhari no. 1905, 5065, Muslim no. 1400].
Saya juga ngerasain kok, gimana beratnya tantangan jadi remaja itu, berat banget ya. Naluri mencintai yang Allah berikan, harus kita tahan sampai waktunya tiba dengan ikatan yang halal yaitu pernikahan. Sedang, sekarang ini kita dapati, teman-teman kita udah pada ngebonceng atau dibonceng pacarnya masing-masing. Ckckck….
Tapi, tenan. Semua akan kita tuai nanti, Insya Allah. Semua rasa sepi kita karena terasingkan, atau beratnya tantangan menahan hawa nafsu akan terbayar sudah, saat kita berdiri di hadapan Allah menyerahkan seluruh laporan ‘masa jabatan’ kita sebagai hambaNya di dunia. Atas usaha kita ini, kita pun dibayar dengan surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai karena keikhlasan kita mentaati seluruh aturanNya.
Kabar gembira dari Allah Ta’ala. (yang artinya): “Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam surga, (taman-taman) dan (di dekat) mata air-mata air (yang mengalir)”. (QS al-Hijr [15] :45)
Hmm, semoga keberkahan Allah selalu terlimpah untuk kamu semua yang bertakwa pada Allah. Syukuri atas segala anugerah keimanan. Tetap sabar hadapi ujian hidup. Tenang, kalo udah jodohmu pasti kamu dapatkan yang terbaik. Insya Allah [wilda fillah]

0 comments: