e

Tuesday, February 19, 2013

Pacarmu Bukan Suami mu


Waktu mau bikin pengantar di buku kawan saya, M. Iwan Januar di tahun 2003 silam (judulnya Surga Juga Buat Remaja), saya membaca semua isi artikelnya untuk keperluan memberi sentuhan rasa dan informasi di pengantar yang akan saya buat. Waktu itu ada satu artikel yang menggelitik, judulnya: Pacarmu Bukan Istrimu. Sekarang setelah lebih dari 8 tahun, saya kepikiran untuk menulis dengan judul sedikit berbeda, tetapi esensinya mestilah sama. Kan cuma perbedan kata dari “istri” menjadi “suami”. Oya, kalo ditelusuri di google dengan keyword “Pacarmu Bukan Suamimu” ada lebih dari 24 ribu entri artikel di jagat maya yang mengandung kalimat dan judul tersebut. Jadi udah banyak banget. Tetapi, saya tetap ingin menulis dengan judul seperti ini selain karena unik, juga karena momennya sangat pas untuk saat ini. Namun jangan khawatir, cara penyampaiannya insya Allah berbeda meski solusinya tak jauh berbeda.
Teman2, Qadarullah saya (penulis) sering ikut bantu distribusi edisi cetak majalah ke sekolah-sekolah. Saya bisa melihat dari dekat, menyelami perasaan para guru tentang anak muridnya. Tak sedikit guru yang sharing atau curhat mengenai kondisi murid-murid di sekolahnya. Khususnya yang gaul bebas dengan lawan jenis. Saya juga menyadari bahwa memang tak mudah mengubah kondisi yang sudah kadung ancur lebur ini. Batasan pergaulan antara laki dan perempuan yang terbilang sudah nggak ada jarak aman lagi. Gimana nggak, banyak anak cewek yang nggak cuma gandengan tangan dengan cowoknya, tapi udah masuk level sangat mesra: menggelayut (idih, emangnya lutung pake gelayutan segala!). Hehehe.. maksud saya: tuh anak cewek sangat erat menggandeng tangan cowoknya, sampe kepalanya udah nyender-nyender ke lengan sang cowok. Kebetulan cowoknya tinggi menjulang bak menara Petronas, sementara ceweknya berukuran mini. Jadi, bener kan setengah gelayutan? Ckckck… sadar Non, tuh cowok kan bukan suamimu! (yang lebih parah saya pernah melihat kelakuan yang model gini nih siswa-siswi dari sekolah berlabel agama. Waduh!)
Teman2, kondisi pergaulan cowok-cewek di kalangan remaja emang udah banyak yang kebablasan. Ya, meskipun ada yang bilang masa’ cuma pegangan tangan aja kok dipermasalahkan, tapi bagi saya itu sudah pelanggaran berat. Itu sudah mendekati zina, Bener! Nah, mendekati zina saja nggak boleh apalagi melakukan zina. Benar banget firman Allah Ta’ala. dalam al-Quran (yang artinya): “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk” (QS al-Israa : 32)
Dosanya gimana tuh? Waduh, besar euy! Imam Ahmad berkata: “Aku tidak mengetahui sebuah dosa—setelah dosa membunuh jiwa—yang lebih besar dari dosa zina.”
Allah Ta’ala berfirman (yang artinya): “Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barangsiapa yang melakukan demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa(nya), (yakni) akan dilipat gandakan adzab untuknya pada hari Kiamat dan dia akan kekal dalam adzab itu, dalam keadaan terhina kecuali orang-orang yang bertaubat …” (QS al-Furqaan [25]: 68-70)
Dalam ayat ini, menurut Iman Ibnu Qayyim al-Jauziyah, Allah menggandengkan zina dengan syirik dan membunuh jiwa, dan vonis hukumannya adalah kekal dalam adzab berat yang berlipat ganda, selama pelakunya tidak menetralisir hal tersebut dengan cara bertaubat, beriman dan beramal shalih.
Duh ngeri banget. So, jangan sampe deh kamu terlibat perzinaan. Termasuk yang perlu diwaspadai adalah menahan hawa nafsu agar nggak coba-coba bin nekad mendekati zina. Sebabnya, jarang ada orang yang langsung zina ketika bertemu dengan lawan jenisnya. Paling nggak ada proses awalnya. Pacaran misalnya. Nah, pacaran adalah pintu gerbang menuju perzinaan tuh. Saya yakin banget kalo yang jalan bareng cowok-cewek pulang sekolah sambil bergandengan tangan (apalagi yang jalannnya mesra banget sampe yang cowok memeluk pinggang yang ceweknya) pasti lagi pacaran. Ayo ngaku! Sadar ya, pacarmu bukan suamimu. Nggak berhak untuk mesra-mesraan meski tuh cowok menarik perhatianmu. Bagi yang cowok juga jangan keenakan, pacarmu bukan istrimu. Belum sah. Naik sepeda motor tanpa SIM aja ditilang, apalagi motor yang kamu bawa nggak ada STNK dan BPKB-nya, bisa-bisa tuh motor disita ama pak polisi. Itu artinya, cewek yang kamu peluk pinggangnya itu, yang kamu bonceng di sepeda motormu, yang kamu ajak ngobrol sambil ketawa-ketiwi semalaman via telepon adalah bukan istrimu. Haram untuk melakukan kegiatan yang hanya boleh dilakukan oleh suami-istri. Dan tentu saja perbuatannya melanggar aturan Allah Ta’ala. dan RasulNya. Ati-ati ya teman2!
Jaga pandanganmu!
Menurut Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyah, karena ujung pangkal dari perbuatan zina yang keji ini dari pandangan mata, maka Allah lebih mendahulukan perintah untuk memalingkan pandangan mata sebelum perintah untuk menjaga kemaluan. Banyak musibah besar yang asal muasalnya adalah dari pandangan. Ibarat kobaran api yang besar asalnya adalah percikan api yang kecil. Itu sebabnya, mulanya hanya pandangan, kemudian khayalan, selanjutnya langkah nyata, berikutnya terjadilah musibah yang merupakan kesalahan besar (zina).
Imam Ibnu Qayyim menyampaikan juga bahwa barangsiapa yang bisa menjaga empat hal maka berarti dia telah menyelamatkan agamanya. Empat hal tersebut adalah: Al-Lahazhat (pandangan pertama), Al-Khatharat (pikiran yang melintas di benak), Al-Lafazhat (lidah dan ucapan), Al-Khathawat (langkah nyata untuk sebuah perbuatan).
Rasulullah shalallahu alaihi wassallam bersabda: “Pandangan mata itu (laksana) anak panah beracun dari berbagai macam anak panah iblis. Barangsiapa menahan pandangannya dari keindahan-keindahan wanita, maka Allah mewariskan kelezatan di dalam hatinya hingga hari ia bertemu denganNya” (HR Ahmad)
Pandangan yang berulang-ulang adalah pemantik terbesar yang menyalakan api hingga terbakarlah api dengan kerinduan. Orang yang memandang dengan sepintas saja jarang yang mendapatkan rasa kasmaran. Namun pandangan yang berulang-ulanglah yang merupakan biang kehancuran. Oleh karena itu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kita untuk menundukkan pandangan agar hati ini tetap terjaga. Dari Jarir bin Abdillah, beliau mengatakan,
سَأَلْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- عَنْ نَظَرِ الْفُجَاءَةِ فَأَمَرَنِى أَنْ أَصْرِفَ بَصَرِى
“Aku bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang pandangan yang cuma selintas (tidak sengaja). Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kepadaku agar aku segera memalingkan pandanganku.”[ HR. Muslim no. 2159]
Mujahid mengatakan,
غَضُّ الْبَصَرِ عَنْ مَحَارِمِ اللَّهِ يُورِثُ حُبَّ اللَّهِ
“Menundukkan pandangan dari berbagai hal yang diharamkan oleh Allah, akan menimbulkan rasa cinta pada Allah.”Majmu’ Al Fatawa, 15/394, Darul Wafa’, cetakan ketiga, tahun 1426 H]. Berarti menahan pandangan dari wanita yang bukan mahrom akan menimbulkan rasa cinta pada Allah. Menundukkan pandangan yang dimaksud di sini ada dua macam yaitu memandang aurat sesama jenis dan memandang wanita yang bukan mahram.
Tiga faedah dari menundukkan pandangan telah disebutkan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah[Majmu’ Al Fatawa, 15/420-426].
Pertama: Akan merasakan manis dan lezatnya iman. Barangsiapa meninggalkan sesuatu karena Allah, Dia akan memberi ganti dengan yang lebih baik.
Kedua: Akan memberi cahaya pada hati dan akan memiliki firasat yang begitu cemerlang.
Ketiga: Akan lebih menguatkan hati.
 Allah Ta’ala menurunkan ayat 30-31 dari surat an-Nuur: “Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat. Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya,” (QS an Nuur [24]:30-31)
Sejak saat itu kaum muslimin diperintahkan untuk saling menjaga pandangan yang dapat memunculkan syahwat mereka.
Nah, kalo temen-temen cowok seringnya kan matanya jelalatan kayak mau maling jemuran pas ngeliat cewek. Apalagi ceweknya bening mengkilap (piring kalee!). Kadang anak cowok kalo udah gabung dengan gerombolannya bakalan tambah liar. Misalnya, menilai cewek yang berlalu di hadapan mereka dipersonifikasikan dengan mobil. Begitu ada cewek dengan body aduhai dan wajahnya cantik langsung deh tuh gerombolan cowok komentar sambil nelen ludah; “BMW nih!” atau “Toyota yang ini mah!” dan sebagainya, termasuk kalo ada cewek yang bodinya dengan ukuran berat di luar normal dikata-katain, “yah kalo yang ini sih mesin giling!” Waduh, udah mah nggak jaga pandangan mata, menghina orang pula. Astaghfirullah.
Sadar diri
Temen2, sadar diri yuk. Gimana pun juga, orang yang ngelakuin kejahatan atau kemaksiatan jelas dia nggak sadar. Ya, nggak sadar bahwa aksinya diperhatikan oleh Allah Ta’ala. Nggak nyadar bahwa apa yang dilakukannya akan dimintai pertanggungan jawab oleh Allah Ta’ala. Nggak sadar kalo apa yang dilakukannya bisa berdampak buruk bukan hanya kepada dirinya, tetapi juga kepada orang-orang di sekitarnya. Kasihan banget kan mereka menanggung malu atau kebawa-bawa jelek gara-gara maksiat yang kita lakukan? Misalnya kamu berzina, yang dirugikan banyak lho. Mulai dari keluargamu, teman-temanmu, pihak sekolah, guru-gurumu, termasuk keluarga pasangan zinamu, juga teman-temannya, pihak sekolahnya dan lain sebagainya. Pikirkan sebelum bertindak.
Yuk, benahi cara pandang kamu tentang pergaulan dengan lawan jenismu. Kalo nggak sanggup nikah, jangan nekat berzina. Kalo masih sekolah, ya fokusnya belajar, jangan pacaran. Bisa ya? Harus! Insya Allah bisa. Bismillah [solihin | Twitter: @osolihin]

0 comments: